Camera video ada
berbagai macam merk, bentuk, dan varian. Begitu juga media penyimpanan gambar
juga bermacam-macam. Contoh-contoh merk terkenal antara lain: Sony, Panasonic,
Phillip, Ikegami, JVC, dan lain-lain. Dari berbagai merk tersebut masing-masing
mempunyai beragam varian dan bentuk. Mulai kamera amatir, semi profesional, dan
kamera profesional. Media penyimpanan gambar antara lain: Betacam, Dvcam, Dvc-pro,
MiniDV, maupun berbentuk card (kartu memori).
Bagi pengguna
pemula/amatir biasanya dengan mode auto sudah cukup untuk mendapatkan gambar
standar. Tatapi dalam kondisi tertentu, mode auto tidak bisa kita pakai untuk
mendapatkan gambar sesuai dengan kemauan kita. Itulah sebabnya kenapa para
Cameraman profesional sering menggunakan mode manual dalam mengoperasikan
kamera.
The Main Control
Ada enam control dasar pada kamera:
- Exposure
Ø
Aperture
Ø
Shutter Speed
Ø
(ND Filter)
Ø
(Gain)
- Filter Colour
- White Balance
- Zoom
- Focus
- Audio Levels
- Exposure
Eksposure secara sederhana dapat diartikan sebagai pencahayaan kamera.
Untuk mendapatkan gambar yang normal, tidak gelap (under exposure) dan tidak sangat
terang (over exposure) harus diperhatikan:
- Aperture (diafragma)
Di kamera televisi disebut juga Iris,
yaitu sejumlah lembaran metal tipis yang disusun sedemikian rupa sehingga bisa
dibuka dan ditutup untuk mengatur banyaknya sinar yang masuk ke lensa kamera.
Iris seperti pupil mata kita yang bisa membesar dan mengecil sesuai cahaya yang
masuk.
Bila Iris dibuka selebar mungkin, lensa mengirim sinar maksimum de dalam
kamera, sebaliknya kalau bukaan iris dikurangi lubang diafragma akan menyempit,
sehingga sinar yang masuk ke kamera jadi sedikit. Bukan diafragma diukur dalam
satuan f-stop: f/1.4 – f/22. lebih kecil nomor f-stop = bukaan diafragma besar,
lebih besar nomor f-stop = bukaan diafragma kecil. Pengaturan iris secara manual dapat dilakukan dengan
memutar ring iris di lensa kamera.
- Shutter Speed
Biasanya shutter speed
standar di kamera televisi 1/50. kecuali anda ingin menggunakan efek shutter
atau untuk mensinkronkan dengan objek, baru Shutter Speed di posisi ON untuk
selanjutnya bisa kita pilih sesuai tujuan kita.
- ND Filter
Filter ND (Neutral Density)
berfungsi untuk mengurangi intensitas sinar yang terlalu kuat tanpa
mempengaruhi kualitas warna cahaya. Filter ini digunakan bila kondisi cahaya
terlalu keras, seperti tengah hari yang terik.
- Gain
Kebalikan dari ND filter,
Gain berfungsi apabila pengambilan gambar dalam keadaan kurang cahaya, yang
apabila dengan keadaan normal dengan bukaan f-stop maksimal (f/1.4) masih under
exposure. Dengan Gain kita bisa mengangkat exposure secara digital, konsekuensinya
gambar menjadi agak coral (pecah).
- Filter Colour
Berfungsi untuk mengubah atau
mencocokkan cahaya yang masuk ke dalam kamera. Umumnya kamera video
memiliki dua buah filter koreksi warna. Untuk shoting di dalam ruangan dengan
cahaya lampu tungsten (kemerahan) kita pasang filter 3200ºK dan untuk shoting
dengan penerangan cahaya matahari kita gunakan filter 5600ºK.
Cahaya matahari banyak mengandung warna biru. Kalau kita memasang filter
no.2 (5600ºK) untuk matahari, sebenarnya kita memasang filter berwarna oranye
untuk mengimbangi warna biru pada matahari. Cahaya lampu bohlam lebih
mengandung warna merah, maka kita pasang filter no.1 (3200ºK) yang berwarna
kebiru-biruan.
Sumber cahaya yang lebih
tinggi intensitas sinarnya mengandung warna biru, sumber cahaya yang intensitas
sinarnya rendah lebih mengandung warna merah. Perbedaan warna cahaya ini
tergantung pada suhu dan diukur dengan derajad Kelvin.
- White Balance
Intensitas cahaya
berbeda-beda pada saat yang berbeda dan tempat berbeda dalam sehari. Cahaya
matahari di luar (daylight) mempunyai suhu kurang lebih 5600ºK, cahaya bohlam
di dalam ruangan mempunyai suhu kurang lebih 3200ºK, cahaya lampu TL mempunyai
suhu antara 5000ºK-6000ºK. karena intensitas cahaya sangat berbeda maka filter
koreksi warna tidak bisa menghasilkan warna putih yang tepat.
Maka dari itu kamera video
juga dilengkapi dengan tombol untuk menyetel white balance. Cara termudah untuk
white balance adalah dengan mengarahkan kamera terhadap benda putih apa saja
yang berada dalam kondisi cahaya yang sama dengan cahaya yang kita pergunakan
untuk merekam adegan.
v Cara mensetting white balance:
o
Pertama
cocokkan filter koreksi warna dengan kondisi cahaya yang kita pakai shoting.
o
Arahkan
kamera terhadap benda putih apa saja
o
Kamera
di zoom sampai yang terlihat di viewfinder hanya warna putih
o
Tekan tombol AWB (Auto White Balance)
o
Kamera
siap untuk merekam.
Catatan:
“ kamera harus di white balance lagi apabila keadaan cahaya berubah”.
TEKNIK
PENGAMBILAN GAMBAR KAMERA VIDEO/TELEVISI
Kamera video adalah perangkat kamera yang
digunakan untuk mengabil gambar bergerak dan menyimpannya pada media tertentu,
dimana kemudian akan dilakukan proses pengolahan.
- Jenis Kamera Video berdasarkan Format :
o
Analog
o
Digital
- Berdasarkan Media Rekam :
o
Betamax
o
Betacam
o
VHS
o
Memori
stick
o
8mm
o
Mini
Disc
o
VHS-C
o
DV(Digital
Video)
o
Mini
DV
Pengambilan
Gambar
Macam sudut pengambilan gambar adalah :
1. Normal Angle
Posisi kamera sejajar dengan ketinggian
mata (titik pusat perhatian) obyek yang diambil.
2. Hight Camera Angle
Sudut pengambilan dari atas objek sehingga
mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu
nilai “kerdil”.
3. Low Camera Angle
Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga
mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memilikikesandramatis yaitu
nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan.
4. Bird Eye View
Teknik pengambilan gambar
yang berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang
luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan.
5. Subjective Camera Angle
Tehnik pengambilan di mana
kamera berusaha melibatkan penonton dalam peristiwa. Seolah-olah lensa kamera sebagai mata si penonton
atau salah satu pelaku dalam adegan.
6. Objective Camera Angle
Tehnik pengambilan di mana
kamera menyajikan sesuai dengan kenyataannya.
7. Eye Level
Sudut pengambilan gambar
sejajar dengan objek.Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata
seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar.
8. Frog Eye
Sudut pengambilan gambar
dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih
rendah. Hasilnya akan tampak
seolah -olah mata penonton mewakili mata katak.
9. Over
Shoulder
Pengambilan gambar dari belakang bahu.
- Extreme Close Up (ECU/XCU)
Pengambilan gambar yang terlihat sangat detail seperti hidung pemain
atau bibir atau ujung tumit dari sepatu.
- Big Close Up (BCU)
Pengambilan gambar dari
sebatas kepala hingga dagu.
- Close Up (CU)
Gambar diambil dari jarak
dekat, hanya sebagian dari objek yang terlihat seperti hanya mukanya saja atau
sepasang kaki yang bersepatu baru.
- Medium Close Up (MCU)
Hampir sama dengan MS, jika objeknya orang dan diambil dari dada keatas.
- Medium Shot (MS)
Pengambilan dari jarak sedang, jika objeknya orang maka yang terlihat
hany separuh badannya saja (dari perut/pinggang keatas).
- Knee Shot (KS)
Pengambilan gambar objek dari
kepala hingga lutut.
- Full Shot (FS)
Pengambilan gambar objek secara penuh dari kepala sampai kaki.
- Long Shot (LS)
Pengambilan secara keseluruhan. Gambar diambil dari jarak jauh, seluruh
objek terkena hingga latar belakang objek.
- Medium Long Shot (MLS)
Gambar diambil dari jarak yang wajar, sehingga jika misalnya terdapat 3
objek maka seluruhnya akan terlihat. Bila objeknya satu orang maka tampak dari kepala sampai lutut.
- Extreme Long Shot (XLS)
Gambar diambil dari jarak
sangat jauh, yang ditonjolkan bukan objek
lagi tetapi latar belakangnya. Dengan demikian dapat diketahui posisi objek
tersebut terhadap lingkungannya.
- One Shot (1S)
Pengambilan gambar satu objek.
- Two Shot (2S)
Pengambilan gambar dua orang.
- Three Shot (3S)
Pengambilan gambar tiga orang.
- Group Shot (GS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar